TV

Senin, 15 Oktober 2012

SABLON

MEMBUAT SCREEN DENGAN SINAR MATAHARI : 
  1. Pkl 08.-10  -----> Kalo MAtaharinya Terang Durasinya 20-30 Detik Saja. -----> Tapi Mataharinya Loyo alias Kurang Terang Durasinya 30-40 Detik Saja. 
  2. Pkl 10-11 ------> Durasinya bisa di coba 20-25 Detik saja. 
  3. Pkl 12 -----> Durasinya gak boleh lebih dari 13-15 Detik SAja, Karena panas terik panasnya. Jangan coba2 lebih2 dari durasi ini kalo gak mau hasil Afdrukannya Keras dan Gagal Total. 
  4. Pkl 13-14 ------> Jam segini panasnya masih lumayan, jadi coba jemur afdrukkannya selama 20-25 detik aja. 
  5. Pkl 15-17 -----> Asalkan masih ada cahaya matahari silahkan coba selama 20-35 Detik SAja. 
  6. KALO MENDUNG...? Asalkan masih ada sedikit Cahaya bisa dicoba selama 30 Menit.
  7. KALO HUJAN & GELAP BISA GAK...? cobain selama 1-2 Jam. 

MEMBUAT SCREEN DENGAN LAMPU. 
Kalo ini sebaiknya para SAbloner wajib memilikinya, karena kalo ada orderan yang datangnya malam, tetep bisa kerjainnya.

Durasi lama penyinarannya antara lain:
  1. Untuk Tex Biasa Durasinya 10-20 Menit ( Tergantung Jarak Lampu ke atas Kaca Meja Afdruk ) skitar kurang dari 1 jengkal aja. 
  2. Kalo Raster / Halftone ato gambar2 kecil yang halus banget, biasanya cuman Sinari selama 2 Menit aja. 
  3. Kalo yang higthdensity sih jujur aja gue belom pernah coba pake lampu, soalnya kelamaan om, aku biasanya pake Matahari aja selama 30 Detik pada jam 12 Siang bolong. 
  4. kalo bikin Afdrukan Higthdensity selama 30 Menit Bisa juga selama 1 Jam. 
Jadi, kalo semua afdrukannya sudah disinari, cabut gambarnya, lalu basahi screennya dengan air, usap2 dengan jari-jemari dari depan & belakang screen, kemudian coba deh di semprot dengan Hair Spray. KAlo semuanya sudah selesai dikerjakan, bilas screenya dengan air bersih, lalu jemur afdruk dengan matahari supaya tambah keras & Kuat. Tapi kalo malam, yah keringin pake Hair Dryer lalu taburi dengan penguat Screen yang namanya bisa di beli di toko obat, ops salah maksudnya bisa dibeli di tempat peralatan sablon. soalnya tiap2 daerah namanya berbeda-beda. Trus kalo udah keringin lagi screennya, dan siap pake deh.

>:::->
http://belajarsablondistro.blogspot.com/2012/08/trik-penyinaran-afdruk-dengan-lampu.html

Jumat, 22 Juli 2011

Makna Lambang dan Nama





Arti dari lambang/logo:

1. Bintang bersudut delapan
Bintang bersudut delapan dapat berarti lambang kejayaan Islam, berbeda dengan bersudut enam (bintang daud) yang merupakan lambang agama yahudi. Bintang adalah senjata lempar (Shuriken) yang biasa digunakan para ninja. Warna Putih dan hitam memiliki makna kejelasan antara haq dan bathil, juga bisa bermakna kesucian dan Ketegasan.

2. Huruf Nun berwarna kuning/keemasan
Nun adalah salah satu huruf hijaiyah yang sarat dengan makna. Huruf nun sebagai huruf muqotho'ah di awal surat Al-Qolam yang hanya Allah SWT yang mengetahui artinya. Dalam Ilmu Tajwid, huruf Nun memiliki sifat ghunnah (dengung) yang memperindah bacaan Qur'an, memilki sifat tawassuth yang artinya pertengahan, dan banyak hukum dalam ilmu tajwid yang disebabkan oleh adanya huruf Nuun. Huruf Nun berwarna kuning keemasan dengan dasar hitam bermakna Seorang muslim harus tetap survive dan cemerlang walaupun ditengah masyarakat dan dunia yang sudah gelap karena kesesatan.

NUN-JUTSU

Jutsu berasal dari bahasa Jepang yang secara umum berarti Ilmu Pertempuran (Qitaal)
Juga Nunjutsu diambil dari nama beladiri yang menginspirasinya yaitu Ninjutsu.

Wallahu A'lam Bish-showab

Selasa, 22 Februari 2011

Scumbag ! Back, back, back ?????

my self scumbag; sebuah inspirasi




scumbag1.jpg
Lahir dari keluarga sederhana dan hangat menyayangi ivan kecil tumbuh menjadi anak cerdas dan alim. Pergaulannya yang luas serta sosok yang rendah hati mempertemukan ia dengan banyak hal, dari teman, musik cadas, drugs hingga pada persinggahan akhir sebuah band yang kini menjadi ikon hardcore Indonesia, Burgerkill.
Terlapas dari keras dan kelamnya perjalalanan hidup seorang Ivan kisah hidupnya sangat mengispirasi sebagai sosok yang mampu mempertahankan nilai dan idealismenya sampai mati.
Dalam buku “My Life Scumbag; Beyon Live and Death” ini Kimung (penulis buku sekaligus teman dekat Ivan) menceritakan sosok ivan apa adanya, kejujuran inilah yang mambuat saya terhanyut dalam emosi dan kelam perasaan yang dialami scumbag semasa hidupnya. Untuk para Begundal (fans Burgerkill) buku ini sangat menginsprasi dan menggambarkan secara gamblang dibalik kehidupan Ivan yang keras sekaligus menyejukkan.
BURGERKILL.
 Selamat membaca.

Sabtu, 19 Februari 2011

Valentine`s Day

http://pejuangsyariahdankhilafah.files.wordpress.com/2011/02/st-valentine.jpg?w=234

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (QS. Al-Baqarah [2]: 120).
Islam adalah agama yang lengkap, yang bukan hanya sekedar agama. Lebih dari itu, Islam adalah sistem nilai sekaligus sistem hidup. Bagi sebagian orang, Islam adalah pembebas, Islam adalah penyelamat. Akan tetapi bagi kebanyakan orang yang telah aman dan mapan dengan sistem yang telah dianutnya, Islam adalah ancaman. Bukan hal yang luar biasa jika begitu banyak sikap antipati terhadap Islam. Sejak Islam lahir pun sudah begitu. Berbagai cara digunakan untuk menghancurkanya. Melalui cara terang-terangan atau dengan cara diam-diam.
Upaya paling efektif dan tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk menghancurkan Islam salah satunya adalah dengan mengaburkan ajaran Islam. Samuel Zwemer dalam konferensi al Quds untuk para pastur pada tahun 1935 mengatakan: “Sebenarnya tugas kalian bukan mengeluarkan orang-orang Islam dari agamanya menjadi pemeluk agama kalian. Akan tetapi menjauhkan mereka dari agamanya (Al-Qur’an dan Sunnah)”. Salah satu momen yang sering digunakan untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya adalah valentine day.

Sejarah Valentine Day
Valentine day jatuh pada tanggal 14 Februari. Valentine day seakan-akan menjadi perayaan universal bagi seluruh umat manusia, tidak peduli latar belakang agamnya. Apakah ia beragama Islam, Kristen, Hindu, Budha, dll. Valentine day tak ubahnya hari maksiat sedunia. Kasih sayang yang ditawarkan tak ubahnya seperti racun yang dipolesi dengan manis oleh madu. Membunuh secara perlahan, dan kita terkadang tidak merasakannya.
Ada beberapa versi sejarah dari valentine day itu sendiri. The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentines Day:
Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine’s Day probably came from a combination of all three of those sources–plus the belief that spring is a time for lovers?
Menurut enksiklopedia tersebut, beberapa sumber sejarah menyebutkan perayaan valentine day berasal dari perayaan Lupercalia yang merupakan rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love), Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.
Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Constantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Glasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).
The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian, tidak pernah ada penjelasan siapa St. Valentine itu, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.
Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada yang telah menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga ia pun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (lihat: The World Book Encyclopedia, 1998).
Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Prancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242 , The World Book Encyclopedia, 1998).
Lalu bagaimana dengan ucapan Be My Valentine? Ken Sweiger dalam artikel Should Biblical Christians Observe It? (www.korrnet.org) mengatakan, kata Valentine berasal dari bahasa Latin yang berarti: Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, Tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak – tulis Ken Sweiger – jika kita meminta orang menjadi “be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi Sang Maha Kuasa) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.
Dalam Islam hal ini tentu termasuk Syirik, artinya menyekutukan Allah. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah, adalah putra Nimrod, the hunter (dewa Matahari). Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!

Menyikapi Valentine Day
Sejarah Valentine di atas menjelaskan kepada kita apa dan bagaimana valentine day itu, yang tidak lain bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor. Bahkan tak ada kaitannya dengan kasih sayang. Lalu kenapa kita masih juga menyambut hari valentine? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat kebiasaan? Atau hanya ikut-ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya? Bila demikian, sangat disayangkan banyak teman-teman kita -remaja putra-putri muslim – yang terkena penyakit ikut-ikutan mengekor budaya Barat dan acara ritual agama lain. Padahal Allah SWT berfirman:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabnya? (QS. Al-Isra’ [17]: 36).
Ikut valentine day berarti menghancurkan kepribadian dan karakter kita sendiri, kepribadian muslim. Maka dari itu jauhilah kebiasaan yang jahiliyah, yang dapat merusak kepribadian kita, merusak keIslaman kita. Jika generasi muda muslim telah rusak, maka Islam ini akan mudah dihancurkan. Kita sebagai muslim memiliki karakter dan kepribadian yang khas dan istimewa berdasarkan teladan Rasulullah SAW. Tanggung jawab kita adalah menyerap, mengamalkan dan memeliharanya. Jadi, mengapa harus mengambil kepribadian orang lain yang belum tentu baik, atau bahkan nyata keburukannya? Jauhilah dan say Good Bye! Wallahu A`lam.

Rabu, 16 Februari 2011

Konser metal lokal terheboh tahun 2010

METAL UNTUK SEMUA "Konser Pro Pruralisme dan Anti Terorisme"
Minggu, 17 Oktober 2010 @ Bulungan Outdoor, Jakarta, Indonesia
"[Bisa jadi] Awalnya Cuma Masalah Jari"
Fakta Gila: sebuah  pagelaran metal lokal paling ramai tahun ini bisa jadi digelar karena rivalitas jumlah jari!
Sejujurnya, saya tidak pernah peduli mana yang berjari tunggal atau tidak. Jika apa yang disuguhkan di atas panggung menarik dan tereksekusi dengan baik, apa masih perlu menghitung berapa jari yang harus diacungkan?
Masalahnya, kalau ternyata satu kelompok ekslusif sementara yang lain bersifat inklusif, maka sejak saat itu otak saya bekerja untuk mengawasi berapa jari yang hendak saya acungkan kala menghadiri sebuah pagelaran metal. Biar kita blak-blakan saja: saya lebih condong pada mereka yang tidak ekslusif, mereka yang open minded, mereka yang tak mempersalahkan apa keyakinanmu dan mereka yang mengganggap metal sebagai lahan bermain luas. Sebentar, apa darah saya mulai halal mulai titik kalimat tadi?
Metal Untuk Semua (MUS) adalah sebuah usaha untuk kembali menjadikan metal tanah tak bertuan. Menjadi suatu yang berlebihan ketika salah satu golongan ingin mengkooptasi metal menjadi suatu domain eksklusif suatu kepercayaan tertentu. Memang tidak pernah saya dengar bahwa metal akan segera dihijrahkan dalam pangkuan agama tertentu. Namun jika itu benar, itu adalah paling paranoid yang pernah saya dengar.
Metal Untuk Semua adalah langkah pertama untuk mencegah metal menjadi ekslusif. Metal Untuk Semua adalah front awal penjaga ke-multiwarna-an metal. Setidaknya begitu, kata 3000 orang lebih orang hadir hari itu.
Liturgi I: Panggung Orasi dan Karnaval Pengingkar Keseragaman
Dengan memborong 19 ben multi subgenre metal, MUS sukses menjadi lahan pemuas dahaga murah para metalhead. Dari awal memang sudah dibeberkan bahwa tak ada satupun artis yang dibayar di panggung malam itu. Lebih hebatnya lagi, rundown ternyata ditentukan dengan secara acak –sumbernya dari ucapan Doni Iblis di atas panggung. Tak ayal, jika harga tiket masuk yang dipatok 35.000 menjadi sebuah imbalan pantas untuk sebuah konser fenomenal di ranah suci metal Bulungan, Jakarta. Mau bukti? Tanyakan saja pada mereka yang masih membeli tiket hanya tinggal SiksaKubur dan Roxx (saja) yang belum main.
Namun bukan hanya antusiasme penonton yang fenomenal, celoteh para penampil jadi tontonan utama acara itu. Sebagai konser yang digadang untuk meningkahi pemurtadan metal, maka orasi atas panggung adalah sebuah keniscayaan yang dinantikan.
Adalah Arian Arifin yang keluar sebagai frontman paling comel sore itu. Di sela-sela aksi panggung ben-nya yang memamerkan beberapa lagu baru –“Dilarang di Bandung” dan “Program Party Seringai”–, Arian membeberkan antipatinya pada seorang Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring. Setidaknya bocah tua nakal ini menyebut 3 alasan akan sikapnya itu. Semua terangkum dalam 3 frase: Verbal Abuse, Oversimplistic Logic, dan Unappropriate Language.
Lebih dari itu, Arian memang punya quest tersendiri. Seminggu sebelumnya, Arian berorasi kontroversial saat Seringai manggung di Java RockingLand 2010. Orasi menyerang kebijakan sensor yang digagas oleh lagi-lagi orang sama dan menuai badai cercaan di jejaring sosial karena dianggap memojokkan agama tertentu. Maka, sore itu sehabis hujan reda, vokalis menolak tua itu mengklarifikasi semua pernyataannya; sejatinya memang benar bahwa ia menyerang kebijakan sensor lemah dan bodoh yang setengah-setengah dan menganjurkan pendidikan seks yang berkualitas.
Arian juga menolak menyerang Islam namun ia memang menyerang kekolotan masyarakat Arab. “Wanita tak punya kebebasan memilih di Arab!” Mungkin tak sama seperti yang diungkapkan Arian, tapi kira-kira begitu salah satu pernyataannya. Superb! Malam itu 2 orasi Arian dalam 2 minggu berturut-turut seakan menemukan rumahnya. Entah disengaja atau tidak, semuanya tepat. Lalu “Mengadili Persepsi” pun  menemukan konteksnya sekali lagi.
Mundur beberapa saat sebelum Arian, vokalis Funeral Inception, Doni Iblis merekonstruksi image kafir yang kerap dilekatkan padanya dengan salam pembuka provokatif. “Assalamualaikum warrahmatullahi wabarokatuh, merupakan suatu yang ironis ketika seorang yang dianggap kafir bisa mengucapkan salam.” Kalimat selanjutnya jauh lebih sakti lagi: “Ini buat yang kafir dan tidak kafir, ‘Kafir’ dari Nile!” Sontak penonton menyambut lagu dahsyat itu dengan suka cita.
Telaah lagi kalimat kedua Doni! Ini adalah kalimat penegas penolakan kooptasi metal oleh golongan tertentu. Metal milik yang kafir dan non-kafir. Nanti suatu ketika di sore itu Doni menyiratkan bahwa kafir adalah terminologi kenyal yang bisa dibentuk dan dilekatkan pada siapapun oleh siapapun tergantung dimana ia berdiri. Semua orang kafir dan bukan kafir secara bersamaan, jadi buat apa metal dihomogenkan.
Ada yang menarik kala Funeral Inception tampil. Inilah pertama kalinya hujan turun sore itu –seperti kata Arian: alam tak usah dilawan–, namun gatal rasanya untuk menyebut kebetulan ini sebagai suatu yang mengagumkan. Hujan turun tepat ketika ben yang dipandang paling kafir ini beraksi. Sayang kita selalu mengadili tuhan. In Absentia, jika tidak mungkin bisa kita tanyai apakah ia menyetujui apa yang dikhotbahkan oleh Doni Iblis.
Namun, Doni berkilah dalam satu pesan di jejaring soalnya; “Ni hujan gak berani turun pas ‘Kafir’. Kelar ‘Kafir’, ‘Relijiusitas Artifisial’, baru diguyur hujan huahaha. Pas ‘Surga...’ [‘Surga di Bawah Telapak Kaki Anjing’-red], udah reda. Berarti mungkin yang di Atas setuju dengan apa yang gw ungkapin.” Nah, kalo yang itu Tuhan pun jengah tak hanya kau, Doni.
Sejatinya, tak hanya Arian13 dan Doni Iblis yang berorasi malam itu. Layaknya pada sebuah konser yang berfungsi sebagai statement atas suatu kondisi, maka semua performer berlomba unjuk opini. Ada yang mengambil jalan tengah menganjurkan agar tidak usah membedakan yang satu jari dan dua jari. Yang lain mensakralkan kembali devil’s horn dengan membantah eksistensi pesan zionis di dalamnya. Sayang, pesan perlawanan paling kentara mengalir dari mulut dua frontman yang saya sebut di awal paragraf. Mungkin yang lainnya butuh pengalaman untuk berorasi di atas panggung.
Liturgi II: Metal Adalah Taman Bermain Kalian
“Metal is fun.” Kalimat itu meluncur dari basis urakan greencore Bandung, Rajasinga. Gerombolan berisi 3 orang unik ini juga mengerami kalimat tersebut. Rajasinga sukses bersenang-senang hari itu dengan mengumbar repertoir seperti ‘Soundtrack Balap’, ‘Premandulisme’, ‘Pandora’, beberapa lagu baru sembari terus menolak memainkan ‘Sumanto’.
“Kami tadi takut menyebut moto konser ini, ehm, Anti pluralisme dan pro terorisme!” lagi-lagi ini bukan rekaman yang tepat atas apa yang diungkapkan oleh basis yang kerap memamerkan logat Melayunya ketimbang dialek Sunda walau berbasis di Bandung –entah berapa kali mengucapkan kata “pantek” pada semua yang ia benci. Ah, ngomong-ngomong masalah moto MSU, Rajasinga adalah contoh unik tentang betapa indahnya pluralisme. Sebagai satu-satu wakil dari Bandung, Rajasinga justru tampil sebagai ben paling berlogat Melayu dari semua ben yang manggung hari. Maklum kawan, layaknya Komunal, Rajasinga adalah sebuah unit grindcore Bandung yang disusupi perantau dari Sumatra. Tak heran jika ben ini memiliki 2 plugin bahasa: Melayu dan Priangan. Unik bukan menjadi heterogen?
Metal memang untuk senang-senang. Kalau tidak untuk bersenang-senang, lantas buat apa berpanas-panas ria di siang bolong kala Nino Aspiranta, dkk memainkan ‘Human Suffering’ dari album mereka paling tua? Trauma, veteran death metal lokal memang main cukup pagi, 1 jam satu siang tepat setelah Gigantor (darah muda thrash metal revival lokal) turun panggung. Masa langsung menggerombol di depan panggung –gerombolan masif pertama siang itu– saat Nino dkk beraksi. Setelah menggeber repertoir dari “Dominasi Kemenangan” lantas mundur ke belakang, Nino berpesan: “Jagalah metal karena ini adalah taman bermain kalian.”
Metal memang harus dipertahankan. Jika tidak, mana bisa kita melihat fenomena pemetaan geografis metalhead di Indonesia. Saya pernah ditantang seorang teman untuk menunjukkan bahwa preferensi subgenre metal dengan lokasi geografis dan kelas sosial. Bahkan, di Bulungan sore hari itu pun kita bisa melihat beberapa metalhead yang jelas datang jauh-jauh dari luar Jakarta; metalhead yang bangga memakai t-shirt show di sebuah kota yang saya hanya kenali sebagai sebuah titik di Pulau Jawa. Mereka memenuhi bibir panggung saat ben progressive gothic metal Gelap beraksi; mengangkat tangan kala Rinsdark menantang, “Mana yang dari Pekalongan? Mana yang dari Cirebon?”
Ah, saya teringat The Deadheads dan jawaban atas tantangan kawanku. Saya yakin masa yang sama juga, meminjam rima Homicide, melangkitkan kepalan saat Arul Power Metal naik panggung bersama Dreamer karena gothic metal dan traditional, orthodox atau second wave black metal masih mengakar di tempat mereka berasal.
Ngomong-ngomong soal Dreamer, MC Soleh Solihun bersenang-senang memuja lengkung tubuh frontwoman-nya; “Itu mbak-mbak Dreamer sehat sekali!”  Soon-to-be-Journalist-Turned-Stand-Up-Comedian berkali-kali mengumbar kalimat itu di tengah canda andalannya tentang kopian SNI dan musnah imej seram metal di depan pasukan putih-putih.
Tapi, kalau masalah mulut, Jaya Roxx adalah bangsatnya. Rocker keladi ini tak segan-segan mengumbar seloroh selangkangan sembari mengisi waktu tenggang antara lagu ‘5 cm’, ‘Heroine’, ‘Rock Bergema’, dan (penutup) ‘Seek & Destroy’-nya Metallica. Ya, Jaya dkk bersenang-senang bersama mereka yang tersisa sebagian metalhead meninggalkan Bulungan saat SiksaKubur menyelesaikan setnya sebelum Roxx. ‘Seek & Destroy’ adalah penutup yang tepat. Untung syair lawas itu keluar dari Trison yang terus mendendangkan dengan tersenyum. Bayangkan, jika lagu ini dinyanyikan dan dihayati dengan dangkal oleh mereka yang senang semuanya seragam. Niscaya metal akan milik satu golongan saja dan pastinya kita tak pernah mendengar lagi Jaya berkata: “Daripada ngebom mendingan Ngecrot!”
Ayolah Tuan...jangan metal diseragamkan, jangan metal dikooptasi. Metal Untuk Semua untuk kamu dan untuk kami. Innalilahi Tuan, jika itu terjadi. Masa, kami ber-headbang pada sebuah konser Jazz?!
Konser metal lokal terheboh tahun 2010

ONE FINGGER MOVEMENT

Sholat Berjamaah Saat Konser Metal

ni gan.. acara URBAN GARAGE FESTIVAL 2 DI BEKASI
acara ny mulai jam 2 sampe jam 11.30
3 kali istirahat
-ashar berjaamah di masjid
-magrib berjamaah di masjid
-isya nya berjamaah di lapangan

isya azan ny pake mike buat scream








...~JANGAN NGAKU LOE ANAK METAL,KALAU TIDAK PERNAH SHOLAT~
Salam Satu Jari Underground Movement..
Sedang Melaksanakan Sholat





Foto Sholat Isya Berjamaah di acara URBAN GARAGE FESTIVAL 2 ini adalah kenangan berarti bagi kami.

Semua Warna, Semua Aliran Musik, Semua Kolektif Dan Semua barisan Propaganda Dan Perlawanan disini hanya berjuang untuk SATU, yang AHAD..Tidak ada Tuhan lain Selain Alloh, dan Nabi Muhammad Saw adalah Utusan Alloh..SALAM TAWHEED! SALAM SATU JARI!




ni ane tampilin Pict" band yang tampil